Kamis, 12 Juni 2014

Hidup Hanya Sesingkat Sakura

        Di dalam hidup sakura yang singkat itu, dia membawa keindahan, wangi dan semerak hidup bagi yang menikmatinya. Hidup yang singkat tetapi memberi kebahagiaan dan makna bagi banyak orang. Hidup yang begitu singkat tetapi berarti. Hal ini mengilhami orang Jepang untuk membuat yang terbaik didalam hidup mereka, sekali hidup tetapi berguna, sebelum mati kelak dan hilang bersama waktu. Itulah sebabnya dahulu orang Jepang memilih mati dengan bunuh diri (harakiri atau seppuku) daripada hidup tidak berguna atau gagal. Mati seperti ini lebih dihormati daripada hidup dengan tidak bermanfaat.
        Sekarang ini sudah jarang orang Jepang melakukan harakiri, tetapi mereka yang gagal, atau membuat malu, atau korupsi, dll akan memilih mengundurkan diri dan tidak menampakkan wajahnya ke umum. Sifat ini membuat mereka bekerja keras sepanjang hidup, berkarya dan membuat hidup lebih baik. Tak heran jika mereka menghasilkan karya karya yang berkualitas seperti teknologi yang banyak kita nikmati. Selain itu mereka berusaha menjagai keindahan alam dan memelihara kehidupan.
       Sakura, bunga khas yang menjadi ikon negeri matahari terbit. Kedatangan musim semi yang merupakan kebahagiaan tersendiri bagi masyarakat Jepang setelah menjalani kehidupan yang berat dalam musim dingin. Untuk itu, masyarakat Jepang punya cara tersendiri untuk merayakan datangnya musim semi, yaitu dengan mengadakan acara Hanami yaitu acara berkumpul bersama keluarga atau teman dengan menggelar tikar di bawah pohon-pohon Sakura. Mereka berbahagia, sambil makan dan minum. Saat-saat romantis berkumpul dengan orang orang tercinta, sejenak merenungi keindahan dan singkatnya hidup.
          Sakura, hidup singkat, dan bermakna, lalu mati. Akh, seandainya kita bisa memaknai bunga-bunga angrek seperti halnya Sakura bagi orang Jepang, tentu hidup akan jauh lebih berarti dan berguna

Tidak ada komentar:

Posting Komentar