Sabtu, 07 Juni 2014

Terimakasih Atas DukunganMu

Aku terdiam, tertunduk dan memejamkan mata. Dan tiba-tiba aku menitikan air mata yang membasahi wajahku. Hati ini tersakiti, hati ini membengkak dan hati ini menahan amarah. Sungguh kesalahan yang tak bisa kumaafkan. Kesalahanku yang membuat kedua orangtuaku selalu mengelap keringatnya, selalu tidak mengenal letih, selalu memperjuangkan pendidikan untuk anak–anaknya.
            Ku siapkan mentalku untuk berbicara kepada kedua orangtuaku. Aku takut orangtuaku merasa keberatan atas keputusanku ini. Keputasanku ini adalah mendaftar di
Universitas Gunadarma. Tak sanggup ku mendengar amarah yang akan ku dengar dari kedua orangtuaku. Tapi mereka mengerti keinginanku dan mereka mengizinkanku untuk berkuliah di sana.
          Aku mencari semua informasi tentang pendaftarannya. Dan salah satu persyaratannya memakai biaya. Dan itu cukup besar untuk golongan keluargaku yang sederhana. Aku tak sanggup untuk berbicara tentang salah satu persyaratan ini. Tapi aku yakin bahwa untuk menuju sukses harus ada pengorabanan. Meskipun itu menyakitkan… Kuceritakan semua persyaratannya kepada orangtuaku. Dan kedua orangtuaku siap untuk membiayaiku.
            Betapa terharunya aku melihat kesanggupan mereka meskipun mereka harus bekerja keras untuk pendidikanku. Untuk menjadi Mahasiswi Universitas Gunadarma, aku harus mengikuti test yang diadakan di Universitas Gunadarma.
          Sebelum aku berangkat untuk mengikuti test. Aku meminta restu kepada kedua orangtuaku. Apalagi ibuku, aku meminta mendoakanku saat test nanti. Ku jalani test demi test dan saatnya telah tiba untuk hasil kelulusan. Aku berdo
a agar aku lulus dan membahagiakan orangtuaku yang telah siap untuk membiayaiku.
           Test yang terakhir membuatku sedih. Sedih karena harus melibatkan orangtuaku untuk mengikuti test wawancara. Test wawancara itu merupakan kesiapan orangtuaku dalam membiayaiku nanti. Hatiku tertegun melihat jawaban orangtuaku dengan tegas mengatakan “SIAP”.
Aku termenung dan memikirkan betapa siapnya orangtuaku dalam mendukung pendidikanku. Sedangkan aku? Aku yang selalu sedih karena orangtuaku yang selalu siap meskipun pahit untuknya tetapi manis untuk anaknya. Dari situlah aku berusaha untuk menjadi yang terbaik dan berjuang untuk membuktikan usaha kedua orangtuaku yang telah mendukungku.
          Tibalah untuk hasil kelulusan test. Aku berbaris menunggu pembagian surat kelulusan. Dan setelah mendapatkan surat kelulusan. Hatiku berdebar-debar untuk membukanya. Aku takut jika aku tidak di terima, bagaimana perasaan kedua orangtuaku? Tapi aku yakin, aku telah berusaha dan berjuang untuk melihat mereka tersenyum jika aku di terima di sekolah yang aku inginkan.
            Ku buka surat itu sedikit demi sedikit dan tertulis kata “LULUS”. Akhirnya.. “AKU DITERIMA”. Tidak sia-sianya kedua orangtuaku mendukungku dan berjuang untuk pendidikanku. Hatiku senang bercampur sedih karena untuk kedepannya orangtuaku harus mengeluarkan uang berjuta-juta untuk pendidikanku.
          Aku segera pulang dan memberitahu ibuku yang sedang di rumah.
Ku berikan surat kelulusanku. Ibuku membacanya dan ia sangat senang dan langsung memelukku. Ku lihat matanya menitikan air mata. Ku sadari betapa ibuku menginginkan aku di terima di Universitas Gunadarma yang aku inginkan.
          Saat malam hari ayahku pulang. Ku beri tahu kelulusanku. Dan ia juga sangat senang. Ayahku puas dengan perjuangannya yang siap untuk membiayaiku.
          Aku bersyukur karena
Tuhan telah mendengar doaku dan mendengar doa ibuku. Tetapi semua ini adalah ujian untukku dan keluargaku kedepannya. Hatiku mulai menangis untuk kedua orangtuaku yang telah bekerja keras, mendoakanku, merasa pahit meskipun manis untuk anaknya, merasa letih untuk mencari uang. Dan juga aku berterimakasih untuk kedua orangtuaku yang telah mengeluarkan uang berjuta-juta mungkin bermiliyar-miliyaran dari aku kecil sampai besar. Aku hanya mengucapakan TERIMAKASIH untuk kedua orangtuaku yang selalu mendukungku, membesarkanku, dan selalu ada untukku. Aku akan membalas semua untukMU. Ayah ibu aku selalu menyayangimu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar